H. Jazuli Juwaini, Lc. MA

.

Rabu, 24 Agustus 2011

Jazuli Juwaini: Pelayanan Publik Tersendat, Otonomi Daerah Tak Maksimal

RMOL. Pemerintah dan DPR tidak boleh menutup mata terhadap berbagai evaluasi dan koreksi penerapan otonomi daerah.

Soalnya, belum semua daerah mampu mengoptimalkan potensi ekonomi dan pelayanan publik­nya secara mandiri.

“Dulu pelayanan publik tersen­dat dan lama, itu masih wajar. Sebab, harus ke pusat. Tapi saat ini kan jalur birokrasinya sudah pendek. Kenapa sejumlah daerah belum maksimal menerapkan­nya. Inilah yang harus kita per­baiki di tingkat sistem maupun imple­mentasi,” ujar anggota DPR Fraksi PKS, Jazuli Ju­waini kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya:

Anda baru saja menerima peng­­hargaan dari Universitas Kyoto dalam ajang “The 6th Indo­nesian Political Watch” se­kaligus menjadi pembicara utama, bisa diceritakan?
Ya, penghargaan itu diberikan Kyoto Uni­versity, Jepang. Ini merupakan ajang ta­hunan yang dise­lenggarakan para akademisi Jepang dalam bidang otonomi daerah.

Penghargaan ini diberikan ke­pada tokoh Indonesia yang dinilai memiliki concern dalam bidang otonomi daerah. Untuk tahun ini, Alhamdulillah saya diberi amanah mendapatkan peng­hargaan tersebut.

Saya pernah duduk di Komisi II DPR dan cukup concern dalam bidang otonomi daerah. Saya juga menulis buku yang mengu­pas tuntas soal otonomi daerah, ber­judul: Otonomi Sepenuh Hati. Ini antara lain kriteria pem­berian penghargaan itu kepada saya.

Anda memberikan ceramah umum kepada para profesor, pa­­kar otonomi, serta pejabat-pe­­ja­bat Jepang, apa yang di­sam­­paikan?
Saya memberikan ceramah tentang Implementation of Re­gio­nal Autonomy in Indonesia. Di makalah itu, saya mema­par­kan tentang konsep dan penga­laman Indonesia dalam mengim­plementasikan otonomi daerah. Bagi para akademisi dan pejabat Jepang, pengalaman Indonesia dalam menerapkan otonomi daerah dianggap sangat berharga dan merupakan pembelajaran penting.

Saya juga menyampaikan, pelaksanaan otonomi di In­do­ne­sia telah menghasilkan ca­paian-capaian penting. Pemerintah daerah tertuntut untuk inovatif dan kreatif dalam menggali po­tensi daerahnya. Secara politis, ajang Pemilukada juga mendo­rong pembelajaran transparansi politik dan latihan kepemimpinan masyarakat lokal.

Apa saja catatan evaluasi Anda tentang pelaksanaan oto­nomi daerah?
Ada beberapa indikator yang di­gu­nakan untuk mengukur sukses tidaknya pelaksanaan otonomi daerah. Pertama, indi­kator ekonomi. Apakah sistem otonomi daerah telah membuat daerah tersebut mampu mening­katkan Pendapatan Perkapita dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kedua, kemandirian. Inilah yang sering salah kaprah. Selama ini, kemandirian yang dimaksud hanya dipahami dalam konteks kemandirian finansial dan duku­ngan administrasi pemerintahan. Padahal, kemandirian dalam Otda mencakup tiga hal, yakni mandiri dalam menyelesaikan masalah sendiri, mandiri untuk berinisiatif, dan mandiri dalam memanfaat potensi sumber daya setempat.

Ketiga, organisasi dan manaje­men. Keempat, pelayanan pu­blik. Kelima, good local gover­nance, dan masih ada beberapa indikator yang lain.

Apa hal menarik yang Anda temukan selama proses pe­ne­ri­maan penghargaan di Je­pang?
Salah satu profesor di sana bi­lang, kalau mereka kaget karena sosok yang dikenal religius (ulama atau kiai di Banten, red), ternyata sangat menguasai tema dan persoalan pemerintahan, otonomi daerah.

Saya bilang kepada mereka, di Indonesia, semua elemen masya­rakat dituntut untuk bisa mem­berikan kontribusinya bagi pem­bangunan bangsa. Jika ada ma­salah, yang dituntut bukan hanya aparatur pemerintah untuk mem­benahi, tapi juga masya­rakat. Itulah yang membuat saya terdo­rong untuk terjun ke politik dan menjadi anggota DPR.

Sebagai anggota DPR daerah pemilihan Banten, bagaimana Anda melihat arah pembangu­nan Banten di era otonomi dae­rah ini?
Banten memiliki potensi yang sangat besar. Dekatnya posisi Banten dengan Jakarta adalah potensi tersendiri bagi daerah ini. Keberadaan pelabuhan juga sa­ngat strategis jika bisa diopti­mal­kan. Banten juga potensial dijadi­kan sebagai kawasan Industri.

Sekarang, tinggal bagaimana kita mengemas semua potensi itu. Harus ada visi yang jelas. Ren­cana jangka panjang, jangka me­nengah, dan jangka pendek. Target pada setiap tahapan juga harus jelas. Pembangunan Banten tidak boleh parsial, sepotong-sepotong.

Menurut saya, setiap kabupa­ten dan kota harus digali potensi­nya dan tidak boleh ada kawasan yang terbengkalai. Sebab, satu kawasan dengan kawasan yang lainnya saling terhubung dan me­lengkapi.

Apa masalah utama yang ter­jadi di Banten?
Saya melihat, problem utama Banten adalah infrastruktur. Di Banten infrastruktur adalah oksigen. Tanpa infrastruktur yang memadai, pembangunan Banten akan ‘mati’. Bagaimana antara kawasan akan terhubung dan sinergis, jika infrastruktur tidak menunjang.

Selain itu, soal pelayanan pu­blik juga penting. Di era otonomi, pelayanan publik sudah harus semakin efektif dan efisien. Ka­lau dulu pelayanan melalui ba­nyak pintu. Di era otonomi sudah satu pintu bahkan satu meja atau online dengan layanan one stop services. [rm]









Selengkapnya...

Jazuli Juwaini, Didaulat Jadi Penasihat Artis Pelawak Indonesia Provinsi Banten

TANGSEL – Anggota DPR-RI asal PKS, KH Jazuli Juwaini, MA yang akan maju dalam pemilihan gubernur Provinsi Banten mendatang didaulat para artis dan pendukung sinetron Islam KTP untuk menjadi Penasihat Artis Pelawak Indonesia Provinsi Banten yang diketuai oleh Yadi Sembako.

Jazuli Juwaini yang saat ini mencalonkan diri maju dalam pemilihan gubernur Provinsi Banten mengatakan bahwa dirinya sangat senang menerima kehadiran rekan-rekan artis Islam KTP.

“Sudah selayaknya jika para artis pelawak ini diapresiasi oleh masyarakat, karena biasanya guyonan yang berisi himbauan serta pesan moral dari para pelawak lebih mudah diterima oleh masyarakat karena lebih luwes dalam penyampaiannya,” ungkap Jazuli kepada wartawan disela-sela launching album “Kata Bapak Tebe” sambil berbuka puasa bersama anak yatim di Yayasan Al Ummah Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan Provinsi Banten.

Sementara, menurut Taufik Lala atau yang lebih dikenal dengan panggilan Dul dalam sinetron tersebut, program launching album terbaru tersebut merupakan hasil renungan dari rendahnya moralitas masyarakat yang mudah terpancing oleh godaan dunia untuk melakukan hal-hal yang diluar perintah Illahi.

“Alhamdulillah, acara ini lancar karena hampir semua pemain dan pendukung sinetron Islam KTP hadir dalam acara santunan dan buka puasa di Yayasan Al Ummah pimpinan KH. Jazuli Juwaini di Kampung Sawah,” ungkap Dul.

Menteri Kominfo Tifatul Sembiring yang didaulat selaku pemberi tausiyah dalam acara tersebut sangat senang bila setiap warga negara Indonesia peduli pada aspek pembenahan komunikasi verbal, baik yang dilakukan secara personal apalagi yang dilakukan secara massal untuk mengajak setiap orang kepada kebaikan, karena semua itu akan bermuara pada kebaikan negara kelak.


“Upaya mengajak orang pada kebaikan hendaknya dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik oleh pribadi maupun kelompok demi terciptanya masyarakat Indonesia yang mandiri dan berkepribadian,” katanya.

Diakhir acara, Tifatul Sembiring memberikan santunan bagi anak yatim piatu di Yayasan Al Ummah serta perwakilan se-kota Tangerang Selatan berupa bingkisan lebaran. Hadir pada acara tersebut Dery, Ginanjar dan Eman dari Empat Sekawan, Daus dan Bang Ali serta Dul dari Islam KTP dan puluhan artis lainnya yang terlihat khusyuk mengikuti jalannya acara. (ZIE/JNA)

Media : bantenpost.com
Edisi : 23 Agustus 2011
















Selengkapnya...

Jazuli Juwaini & Cerita Pengusiran

BANTEN - Jazuli Juwaini telah mendeklarasikan diri maju dalam pemilihan gubernur Banten menantang Ratu Atut Chosiyah dan Wahidin Halim.

Harapan terbesarnya adalah semua pihak, terutama birokrasi fair dalam pertarungan menduduki kursin Banten 1.

Sebab kompetitornya adalah Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim. Berikut petikan wawancara Jazuli Juwaini dengan okezone di Banten, Rabu (17/8/2011).


Apakah Bapak menemukan indikasi kecurangan dalam persiapan Pilgub ini?

Karena yang menjadi calon lainnya adalah incumbent Gubernur dan juga Wali Kota Kota Tangerang, saya hanya berharap bahwa jajaran pemerintah dalam hal ini sebagai penyelenggara pemilihan gubernur, dapat menjaga netralitasnya.

Karena saya yakin siapapun yang terpilih terutama bila ulama, pasti aparat pemerintah akan tetap diperhatikan kesejahteraannya.

Jangan mau diperalat untuk tidak netral, seakan-akan bila yang berkuasa nanti bukanlah yang sekarang berkuasa, maka kesejahteraan berkurang.

Saya pernah mengalami pengusiran dari aparat kelurahan ketika menghadiri acara di Kota Tangerang, ini sudah ada indikasi ketidaknetralan itu.


Bila terpilih menjadi gubernur apa yang bapak lakukan?


Tentu kalau melihat sejarah, Banten pernah mengalami kejayaan saat ulama dan umara bersinergi. Maka harapan itu jangan sampai padam, karena ulama akan tetap mengambil peran penting dalam pemerintahan yang akan saya bangun nanti.

Hal itu akan membuat pembangunan di Banten berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebaikan. Bila sudah demikian tentu hasilnya pun akan seperti apa yang Allah sebutkan dalam Alquran sebagai baldatun thayyibatun wa robbun ghafur.



Kita tidak kekurangan orang pintar tapi yang kita mencari yang amanah dan akan memperjuangkan hak-hak para santri dan ulama yang tentu juga pasti masyarakatnya.

Pembangunan di Banten ini masih harus terus berlangsung. Menurut BPS, jalan di Banten ini 80 persen rusak, maka ini harus tetap menjadi prioritas pembangunan ke depan.

(ful)

Media : okezone.com
Edisi : Kamis, 18 Agustus 2011
RUbrik: Dialog





Selengkapnya...

Jazuli Minta Tayangan Ramadan Dievaluasi

Senayan - Anggota Komisi VIII DPR RI Jazuli Juwaini meminta agar tayangan Ramahan di televisi yang tidak mendidik atau yang bisa mengurangi makna bulan suci sebaiknya dievaluasi.

"Saya melihat tayangan Ramadan di televisi banyak juga yang positif, yang belum positif tinggal dievaluasi," katanya kepada Jurnalparlemen.com di Kompleks Parlemen, Selasa (9/8).

Politisi PKS ini juga mengimbau kepada perusahaan penyiaran dan produser tayangan televisi untuk menyesuaikan program siarannya pada bulan Ramadan.


"Kalangan televisi dan produser harus melihat dan menyesuaikan bahwa bulan Ramadan ini adalah bulan yang agung. Semua orang berupaya mendekatkan diri pada Allah. Sebaiknya seluruh kegiatan dan acara-acara itu bisa menggiring orang untuk semakin dekat kepada Allah bukan lupa kepada Allah," ujar tokoh ulama Banten itu.

Sebelumnya, Kementerian Agama menyatakan rencana untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah tayangan televisi yang tidak mengandung unsur pendidikan selama bulan Ramadan.

"Litbang tengah meneliti siaran TV terutama sahur. Nanti hasilnya akan dikasih tahu kepada TV yang bersangkutan untuk memperbaiki kualitasnya," kata Menteri Agama Suryadharma Ali, di Jakarta, Senin (8/8).end

Reporter: Nofellisa | Penulis: Nofellisa | Editor: Yayat R. Cipasang

Media : jurnalparlemen.com
Edisi : 10 Agustus 2011
Rubrik: Komisi VIII





Selengkapnya...

Selasa, 23 Agustus 2011

Jazuli: Jadikan Survei BPS sebagai Bahan Evaluasi

Jazuli: Jadikan Survei BPS sebagai Bahan Evaluasi
Jazuli Juwaini (JPI/Andri Nurdriansyah)
Senayan - Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) terkait tingkat kepuasan jemaah haji terhadap pelayanan haji tahun 1431 H/2010 M harus bisa dijadikan bahan untuk evaluasi pelayanan haji pada tahun 1432 H/2011 M.

"Hasil survei itu harus dijadikan bahan oleh Kementerian Agama dan DPR RI untuk mengevaluasi posisi yang tidak puas. Ini kan harus kita lakukan perbaikan-perbaikan," kata anggota Komisi VIII DPR RI Jazuli Juwaini kepada Jurnalparlemen.com, Selasa (9/8).

Hasil survei BPS tentang tingkat pelayanan haji 2010 secara umum memuaskan (81,45 persen). Tingkat kepuasan masyarakat yang paling rendah pada sisi pelayanan katering (75,68 persen). Sementara, untuk pelayanan transportasi (76,82 persen) dan pemondokan (79,95 persen).

Menurut Jazuli, rendahnya tingkat kepuasan jemaah haji terhadap pelayanan katering bisa disebabkan masih terjadinya kasus-kasus keracunan ataupun katering basi.

"Mungkin katering itu kan banyak yang bermasalah, mungkin keracunan dan sebagainya, mungkin juga menunya. Saya kira ini harus dijadikan bahan evaluasi oleh Kementerian Agama dalam menetapkan katering. Katering sudah tidak layak membuat orang tidak suka, jangan dipakai lagi," ujarnya.

Agar survei ini bisa menjadi bahan evaluasi, Jazuli berharap, ke depan survei tersebut bisa dilakukan lebih spesifik, misalnya untuk perumahan, apa yang menjadi persoalan. "Mungkin perlu spesifik lagi untuk perumahan itu masalah air atau apanya. Tetapi itu jauh lebih baik agar evaluasinya tepat sasaran. Transportasi mungkin biasa karena crowded, tapi yang disoroti transportasi ke masjid."


Dari hasil kunjungan kerja pengawasan Komisi VIII, dia melihat sudah mulai ada peningkatan dibandingkan tahun 2010.

"Kita melihat persiapan baru yang ada kontraknya di Mekkah secara umum lebih dekat dari tahun lalu, ada peningkatan. Mudah-mudahan ini menjawab persoalan yang dikeluhkan jemaah. Apa pun yang terjadi kita akan tetap melakukan evaluasi. Evaluasi itu lebih baik sebelum Kemenag melakukan kontrak supaya lebih enak," pungkas anggota DPR Dapil Banten III ini.end
Reporter: Nofellisa | Penulis: Nofellisa | Editor: Dzikry Subhanie

Media : jurnalparlemen.com
Rubrik: Komisi 8











Selengkapnya...

 

Pemikiran Jazuli

Photobucket
Kerukunan antarumat beragama perlu dirawat. Merawatnya dengan berbagai macam cara, tapi yang terpenting cara itu harus didasari atas kesadaran bersama untuk menjaga segala potensi yang merusak bangunan kerukunan. Oleh karena itu setiap umat beragama harus menyadari bahwa kunci utama merawat bangunan itu adalah dengan saling berinteraksi dan berkomunikasi secara terbuka dan dialogis baik secara informal maupun secara formal.
Baca Selengkapnya ...

Pengunjung

Pilgub Banten 2011

Pilgub Banten 2011

Kalender

Lawan Korupsi

Photobucket