TANGSEL - H. Jazuli Juwaini, MA calon gubernur Banten asal PKS mengatakan, masyarakat Banten adalah masyarakat yang sangat religius yang memegang teguh prinsip agama Islam. ”Puncak kejayaan Islam di Indonesia utamanya di Banten. Jadi, nilai Islam sudah sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Banten,” kata Jazuli.
Jazuli mengatakan, dalam Islam diajarkan bahwa muslimin itu ibarat satu tubuh. Jika salah satu tubuh merasakan sakit, maka tubuh yang lain juga akan merasakan sakit. Jadi, antara muslim yang satu dan yang lain saling terhubung, berempati, dan tak terpisah-pisah.
Masyarakat Banten juga ibarat satu tubuh, cetus Anggota DPR RI ini, ketika salah satunya sakit, maka yang lain juga akan ikut sakit. Itulah filosofi yang harus dipegang teguh dalam pembangunan untuk memajukan masyarakat Banten.
“Saya sering katakan, Banten harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh, jangan sepotong-sepotong. Pembangunan di Banten tidak akan pernah berhasil kalau Banten dilihat secara terpisah, karena pada dasarnya satu daerah dengan daerah yang lain saling terhubung dan saling mempengaruhi. Jadi konsep pembangunan juga harus melihat hubungan antar daerah satu sama lain,” jelas putra Banten ini.
Jika terjadi ketimpangan pembangunan di suatu daerah akan berefek pada daerah lain. Menurutnya, harus ada pemerataan ekonomi di semua kawasan di Banten. Jika daerah perkotaan maju, sementara pedesaan tertinggal maka perekonomian Banten secara umum akan tersendat. Padahal, baik kota maupun desa sama-sama memiliki potensi.
“Itu yang saya maksud bahwa Banten itu ibarat satu tubuh. Jika pembangunan di salah satu kabupaten atau kota di Banten mandeg atau tertinggal, efeknya akan berdampak pada semua kabupaten dan kota. Mungkin dalam jangka pendek, efek ini tidak terasa. Tapi untuk jangka menengah dan panjang, efek itu akan terasa,” tegas Jazuli.
Ia melihat, pemerataan ekonomi di Banten masih belum terjadi, ada ketimpangan antara satu kabupaten dan lainnya. Bahkan dalam satu sektor ketimpangan itu sangat tajam. Ini disebabkan karena konsep pembangunan yang diterapkan tidak utuh, tapi sepotong-sepotong.
Selain itu, tegasnya lagi, harus diketahui semua sektor pembangunan saling terkait dan saling mempengaruhi. Karena itu, tidak boleh ada ketimpangan prioritas antar berbagai sektor tersebut. Dalam konsep pembangunan, semua sektor itu juga ibarat satu tubuh. Jika salah satu sektor gagal atau sakit, maka sektor-sektor yang lain juga akan merasakan dampaknya.
Politisi PKS ini mencontohkan, jika tingkat gizi buruk di provinsi Banten ini sangat tinggi, maka itu akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Banten. Jika kualitas sumber daya manusia Banten rendah, maka produktifitas juga akan rendah.
“Ini salah satu contoh bahwa antar sektor saling terkait. Karena itu, pembangunan harus mempertimbangkan aspek lintas sektoral. Apalagi, kita tahu bahwa saat ini tingkat gizi buruk di Banten sangat tinggi,” paparnya.
Selain itu tambahnya, nilai-nilai religius keislaman masyarakat banten harus tetap dijaga dan dipertahankan. Ibarat satu tubuh, semua rakyat Banten akan saling merasakan satu dengan lainnya. (JNA/TRY)
Media : bantenpost.com
Edisi : Rabu 07 September 2011
Rubrik : Politik
Browse » Home »
Pemikiran; Berita Media; Daerah
» JJ ; Banten Kejayaan Puncak Islam di Indonesia
Kamis, 22 September 2011
JJ ; Banten Kejayaan Puncak Islam di Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “JJ ; Banten Kejayaan Puncak Islam di Indonesia”
Posting Komentar